Tembok pagar merupakan bagian bangunan yang berhadapan langsung dengan keadaan cuaca dan lingkungan sekitar. Panasnya matahari, guyuran air hujan, genangan air, serta faktor polusi dan kelembaban udara merupakan kondisi yang dialami tembok pagar setiap waktu. Jika material yang digunakan dan cara pembangunannya salah maka tidak mengherankan jika tembok pagar tidak kokoh dan tidak tahan lama. Dalam beberapa waktu saja, keretakan pasti terjadi.
Keretakan pada tembok akan mengurangi kekuatan dan bisa mengakibatkan masalah yang besar dalam waktu dekat maupun di masa depan. Keretakan bukan hanya terjadi pada bangunan lama tetapi juga sering terjadi pada bangunan baru. Penyebabnya bisa bermacam-macam, baik secara internal maupun eksternal.
Jika dibiarkan, keretakan bisa mengakibatkan pecahnya bagian-bagian tembok, bahkan mengakibatkan kerobohan. Sebelum mulai membangun, ada baiknya kita kenali berbagai penyebab dan cara mencegah keretakan pada tembok pagar.
Penyebab tembok retak
1. Lokasi bangunan
Lokasi pendirian bangunan adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan keretakan. Lokasi yang dimaksud dalam hal ini mengacu pada kondisi lahan sebelum adanya bangunan. Jika sebelumnya lahan tersebut merupakan area rawa-rawa atau sawah, maka lahan itu cenderung basah. Kondisi lahan yang tidak padat dan lembek itulah yang bisa mengakibatkan penurunan bangunan dan keretakan.
Bandingkan dengan pendirian bangunan di tanah yang kering, maka keretakan sangat jarang terjadi.
2. Kualitas material yang rendah
Pemilihan bahan bangunan yang kurang cocok atau berkualitas rendah tentu saja bisa menyebabkan keretakan. Sebagai contoh, dinding yang dibangun dengan bata merah akan lebih kuat dibanding menggunakan hebel atau bata ringan.
Sedangkan untuk kekuatan maksimal pada tembok pagar, Anda bisa memilih material beton berserat chrysotile. Campuran serat dalam proses produksinya membuat beton yang dihasilkan sangat kuat dan awet.
3. Proses plester dan pengacian yang tidak benar
Pembangunan tembok pagar perlu dilakukan dengan tepat dan benar. Proses ini sangat penting untuk menghasilkan tembok yang kokoh dan tidak mudah retak.
Tembok yang sudah dibangun sangat disarankan untuk diplester kembali. Setelah plester kering, Anda pun bisa memulai proses pengacian.
Pengacian merupakan suatu proses finishing yang diperlukan untuk menutupi pori-pori plesteran dan menghaluskan permukaan secara efektif.
Tahap ini seringkali salah atau terlewatkan sehingga menyebabkan tembok retak setelah beberapa waktu.
4. Perhitungan atau perbandingan campuran bahan yang tidak tepat
Untuk menghasilkan bangunan yang kuat dan berkualitas, pencampuran bahan-bahan bangunan harus tepat. Jika perhitungannya tidak tepat, bahkan dilakukan asal-asalan, maka tidak mengherankan jika tembok yang dihasilkan mudah retak dan pecah, bahkan roboh.
Mencegah tembok retak
Dengan mengetahui penyebabnya, maka lebih mudah bagi Anda untuk mencegah keretakan tembok sejak awal. Nah, berikut beberapa langkah yang perlu Anda lakukan:
- Pemilihan lokasi pembangunan yang tepat
- Wajib melakukan pemadatan lahan jika cenderung basah dan lembek
- Penggunaan material yang tepat
- Proses pembangunan yang tepat
Seperti yang disebutkan di awal, tembok pagar merupakan bagian bangunan outdoor yang berhadapan langsung dengan kondisi perubahan cuaca. Karena itu, penggunaan material beton berserat chrysotile menjadi pilihan utama karena keunggulannya dalam kekuatan dan ketahanan baik terhadap cuaca, polusi maupun zat kimia.