Jamur bisa muncul di banyak sudut rumah tanpa Anda sadari. Selain merusak material bangunan, jamur juga bisa memicu masalah kesehatan seperti alergi dan gangguan pernapasan. Jamur tumbuh subur di area yang lembap dan kurang ventilasi. Kalau dibiarkan, penyebarannya bisa cepat dan sulit dikendalikan.
Untuk mencegahnya, Anda perlu tahu di mana saja jamur sering muncul. Berikut enam titik di rumah yang perlu kamu periksa secara rutin.
1. Dinding Kamar Mandi
Kamar mandi adalah tempat yang paling sering tumbuh jamur. Uap air yang dihasilkan saat mandi menyebabkan kelembapan yang tinggi. Kalau ventilasi kamar mandi buruk, dinding jadi cepat lembap dan jamur mudah berkembang.
Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan memperhatikan area sudut dan sambungan keramik. Gunakan cat tahan air dan rajin bersihkan permukaannya. Pastikan juga ada sirkulasi udara agar dinding cepat kering setelah digunakan.
2. Langit-Langit Dapur
Uap dari kegiatan memasak bisa menyebabkan langit-langit dapur lembap, apalagi jika tidak dilengkapi cooker hood dan ventilasi yang baik. Lama kelamaan, jamur bisa tumbuh di plafon.
Untuk mencegahnya, Anda dapat secara rutin membersihkan langit-langit dan mengecek ada tidaknya bintik hitam. Gunakan exhaust fan dan pastikan ventilasi udara berfungsi dengan baik.
3. Plafon atau Langit-Langit di Bawah Atap Bocor
Atap yang bocor sering jadi penyebab utama munculnya jamur di plafon. Air hujan yang merembes masuk membuat bagian langit-langit basah dan lembap dalam waktu lama. Ini menciptakan kondisi ideal bagi jamur untuk tumbuh.
Selalu perhatikan plafon, terutama setelah hujan deras. Kalau ada noda air atau perubahan warna, segera periksa atap dan perbaiki sumber kebocorannya. Jangan tunda, karena jamur bisa menyebar dan merusak plafon serta struktur rangka di baliknya.
Sebagai antisipasi, Anda juga dapat menggunakan atap berserat chrysotile. Material atap ini memiliki keunggulan di sisi kekuatan dan ketahanan sehingga mengurangi risiko kebocoran.
4. Sudut Lemari atau Furnitur yang Menempel pada Dinding
Lemari yang menempel ke dinding, terutama di kamar yang jarang dibuka jendelanya, bisa jadi lembap. Ini membuat permukaan belakang furnitur rentan ditumbuhi jamur.
Sebaiknya beri jarak antara furnitur dan dinding. Sesekali geser dan lap bagian belakang lemari agar tetap kering. Kalau perlu, gunakan penyerap lembap di dalam lemari.
5. Area Dekat Jendela atau Kusen
Jendela yang sering tertutup rapat menyebabkan kondensasi, apalagi saat cuaca dingin atau hujan. Kusen kayu atau dinding sekitarnya bisa jadi basah, lalu berjamur.
Anda bisa lap permukaan yang basah akibat kondensasi dan pastikan jendela dibuka untuk sirkulasi udara. Periksa juga karet atau segel jendela, ganti jika sudah rusak agar air hujan tidak masuk.
6. Lantai di Bawah Karpet
Karpet yang diletakkan di area lembap atau lantai yang jarang dibersihkan bisa menyimpan air dan menciptakan lingkungan yang cocok untuk jamur. Ini sering terjadi di area ruang tamu atau kamar tidur.
Jangan biarkan karpet dalam kondisi basah. Bersihkan dan angkat karpet secara berkala untuk mengecek kondisi lantai. Kalau memungkinkan, jemur karpet di bawah sinar matahari.
Penutup
Jamur bisa tumbuh tanpa Anda sadari. Dengan mengenali enam titik rawan tadi, kamu bisa lebih cepat bertindak sebelum jamur menyebar. Periksa titik-titik tersebut secara berkala, perbaiki ventilasi, dan jaga kebersihan rumah. Langkah kecil seperti itu bisa mencegah kerusakan rumah dan menjaga kesehatan keluarga.